Archive for February, 2015

Mengapa Memilih Daging Ayam Beku?

Apakah anda pernah melihat penjual daging ayam dipasar tradisonal? jika jawabannya pernah, maka anda akan menjumpai puluhan ekor daging ayam ditempatkan diatas lapak kayu atau beton di ruangan terbuka, berbaur dengan polusi kendaraan yang melintas, seringkali ada lalat hinggap dibagian daging ayam tersebut. Bila dilihat lebih dekat lagi, anda akan melihat warna daging kekuningan, ada yang berwarna kemerah-merahan bahkan terkadang terlihat warna hijau pada daging ayam tanda nyata proses pembusukan.

penjual ayam

Foto ilustrasi: pedagang ayam tradisional

Bila ditarik waktu kebelakang, penjual daging ayam dipasar tradisional didaerah Jombang Jawa Timur umunya melakukan proses pemotongan ayam hidup rata-rata pukul 20.00 Wib dan mulai aktifitas berjualan dipasar pukul 01.00 Wib sampai habis terjual daging ayamnya siang harinya pukul 09.00 Wib. Bila diamati, ada jeda waktu pada proses pemotongan sampai terjual habis daging ayam tersebut 13 Jam lamanya. Tanda tanya besar muncul dibenak kita dengan durasi waktu 13 jam daging ayam ditangani tanpa proses mata rantai pendinginan yang layak namun nyatanya daging ayam tersebut kok masih dalam kondisi utuh tidak membusuk? zat pengawet apakah yang dipakai para penjual daging ayam tersebut? Formalin atau Borax-kah?

Menurut Drh. Hari Wiyoso Tri Kuncoro “Empat jam setelah dipotong, tanpa pengawet, daging ayam mulai membusuk. Salah satu cara mengawetkan yang manusiawi adalah dengan didinginkan(dibekukan,),” Berjualan ayam setelah dipotong dalam volume besar, lanjut dia, tidak mungkin sekaligus habis. Oleh sebab itu, sisanya harus dibekukan. Hal senada diutarakan Dr. drh. Denny Widaya Lukman, MSi, ahli dan Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan IPB. “Bagaimana pun hewan yang sudah dipotong seperti kambing, domba, sapi, juga unggas, (karkas) itu harus dipertahankan dengan rantai dingin. Artinya, dia harus dipertahankan kondisinya di bawah 4°C. Oke, ada orang mengatakan 7°C,” paparnya.(http://agrina-online.com/)

Proses pemotongan ayam hidup menjadi daging ayam karkas yang baik dilalui dengan proses pemotongan ayam sesuai standart dan kaidah agama Islam yang dimanifestasikan oleh MUI sebagai panduan tata cara perlakuan pemotongan produk ayam aman, sehat, halal dan higienis.

Proses pemotongan ayam yang baik menggunakan mata rantai sistem pendingin dengan hasil produk lazim disebut daging ayam beku(frozen), Daging ayam beku diperoleh dari proses pemotongan ayam terstandarisasi dan dibekukan dengan suhu -35°C untuk menjaga kualitas nutrisi yang terkandung pada daging ayam tersebut serta menghambat pertumbuhan bakteri merugikan penyebab cepatnya pembusukan daging ayam secara aman dan bebas dari zat kimia berbahaya.

Daging ayam beku maupun daging ayam segar berkualitas saat ini banyak dijumpai di pusat perbelanjaan kebutuhan bahan pokok disekitar anda, daging ayam beku menjadi pilihan ibu cerdas karena selain jaminan keamanan produk dari kontaminasi formalin dan borax, daging ayam beku harganya sangat terjangkau karena diproduksi industri rumah potong ayam dalam jumlah massal.

Pada industri rumah potong ayam, jaminan tidak adanya kontaminasi bahan kimia berbahaya seperti formalin dan borax dibuktikan dengan hasil uji lab oleh laboratorium Dinas Peternakan Propinsi yang diperbaharui secara kontinyu, jaminan daging ayam beku bebas dari Virus Flu Burung juga bisa dibuktikan dengan hasil uji lab dari Laboratorium Dinas Peternakan Propinsi atau Laboratorium Veteriner Universitas Kedokteran Hewan yang ada. Sebagai konsumen, anda bisa menanyakan keabsahan kualitas produk pada produsen sebagai hak konsumen untuk mendapatkan informasi jaminan keamanan produk unggas yang telah dilindungi oleh undangundang perlindungan konsumen.

Standarisasi sanitasi rumah potong ayam yang baik bisa ditunjukkan dengan adanya Nomor Kontrol Veteriner(NKV) yang dikeluarkan oleh Dinas Peternakan Propinsi.

Daging ayam beku merupakan pilihan utama dan sangat direkomendasikan bagi konsumen cerdas yang peduli akan kesehatan keluarga dari bahaya efek residu formalin dan borax penyebab penyakit kanker.

 

 

Jombang, 14 Februari 2015

 

 

Zafri Aristiawan

DAMPAK BANJIR JAKARTA TERHADAP HARGA AYAM HIDUP

beternak-ayam

Terjadinya banjir Jakarta pada sampai saat ini (13/2/2015) menyebabkan penurunan harga ayam hidup di Jakarta dan berimbas ke beberapa daerah lain seperti di daerah Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Sebelum banjir melanda Ibu Kota, harga ayam hidup bertahan di angka Rp 18.500-19.000/Kg(sumber: Pinsar Indonesia), akan tetapi saat banjir menerjang Jakarta dan sekitarnya harga ayam hidup turun drastis di Rp 16.500-17.000/Kg(Pinsar Indonesia).

Dampak ekonomi akibat banjir di Jakarta ini sangat fatal akibatnya bagi peternak ayam broiler, karena bisa dipastikan peternak ayam broiler akan merugi karena harga jual ayam hidup turun dibawah harga pokok produksi.

Dampak psikologis peternak akan down saat mengetahui informasi adanya penurunan harga ayam hidup di Jakarta dan sekitarnya, para peternak daerah di Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur ikut terkena imbas penurunan harga ayam hidup di Jakarta.

Peternak daerah Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Lampung sebagai peternak penyangga ayam Ibu Kota terpaksa menurunkan harga jual ayam hidup karena serapan pasar lokal menurun ditambah lagi dengan pasar utama Ibu Kota lumpuh karena banjir.

Menurut sumber terpercaya di Pinsar Indonesia mengatakan bahwa populasi jumlah ayam hidup masih stabil, ayam besar jumlahnya belum banyak cenderung sedikit. Melemahnya serapan pasar dan panic Selling karena dampak banjir Jakarta salah satu penyebab penurunan harga ayam hidup akhir minggu ini.

Himbauan Kordinator Pinsar daerah yang selalu memberikan panduan harga jual ayam hidup setiap hari serta komando kesatuan dalam penentuan harga jual tidak diikuti sepenuh hati oleh anggota karena sudah down duluan kalah telak dengan spekulan pedagang pasar, yang ada dibenak sebagian besar peternak saat ini adalah segera jual sebanyak-banyaknya sebelum harga ayam lebih turun lagi meskipun peternak tahu harga jual saat ini tidak sesuai harapan. Tentu langkah tersebut sangat menguntungkan para spekulan dan jelas merugikan peternak.

Adanya banjir Jakarta saat ini membuat ketidakpastian semua pihak, Peternak Ayam Broiler dan konsumen wait and see. Ironis bagi peternak tidak bisa menunggu sampai banjir Jakarta surut karena jadwal panen ayam broiler hidup apabila mundur dari jadwal panen akan merugikan peternak karena koefisiensi konversi pakan ke daging menurun.

Sebagian peternak sangat optimis penurunan harga ayam broiler hidup ini bersifat sementara saja dampak bencana banjir Ibu Kota, setelah banjir surut dan roda ekonomi berjalan normal seperti sedia kala maka serapan pasar ayam kembali tinggi.

Pertaruhan antara keyakinan dan realisasi harga ayam hidup bagi peternak merupakan pilihan sulit, mereka dihadapkan pada ramalan klasik para peternak di negeri ini. Apabila keyakinan bahwa harga ayam hidup semakin membaik dan apabila terbukti sesuai ekspektasi peternak maka untunglah dia, apabila harga ayam hidup malah terjun bebas maka kerugian nampak didepan mata.

Semoga sumbangsih peternak indonesia dalam menyediakan daging unggas bisa dihargai lebih baik oleh segenap penikmat daging unggas di Indonesia. Semoga!

 

Jombang, 13 Februari 2015

 

 

Zafri Aristiawan

DAGING AYAM GILING

Daging Ayam giling merupakan salah satu penyusun bahan baku makanan olahan seperti sosis, chicken nugget, baso, dan siomay.

Daging ayam giling terbuat dari ayam broiler terbaik yang telah diseleksi oleh tim QC RPA Wahana Sejahtera Foods dan telah melalui proses pemotongan secara halal, sehat aman dan higienis sesuai standar operasional prosedur rumah potong ayam pada umumnya.

ayam giling

Daging ayam giling sangat direkomendasikan bagi produsen makanan olahan baik skala industri maupun home industri. Mahalnya daging sapi menjadi alasan mengapa daging ayam giling sangat membantu produsen makanan olahan untuk menekan biaya produksi semurah mungkin tanpa mengurangi kualitas dan rasa produk utama produsen makanan olahan tersebut, terlebih dengan adanya pelarangan izin import jerohan sapi berupa Jantung, Hati, Paru dan Usus dari Australia Oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman sangat berimbas kepada semua kalangan pengguna produk jerohan dalam usaha makanan saji maupun makanan olahan.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa produsen makanan olahan memakai daging sapi murni, jantung import dan daging ayam sebagai bahan tambahan daging sapi murni yang harganya mahal.

Untuk menekan bahan baku biaya produksi dari pos bahan baku, para produsen makanan olahan direkomendasikan untuk memakai daging ayam giling sebagai bahan subtitusi daging sapi tersebut.

Harga daging ayam giling lebih murah empat kali lipat dibanding dengan daging sapi, dan untuk keberlangsungan stok bahan baku ayam giling tersebut sangat berlimpah secara terus-menerus.

Saat ini banyak rumah potong ayam yang memproduksi daging ayam giling untuk meningkatkan nilai produk ayam karkas dalam rangka mendukung kebutuhan raw material industri maupun home industri makanan olahan yang diproyeksikan setiap tahun naik 20%.

Asumsi peningkatan asupan kebutuhan bahan baku industri makanan olahan tersebut disampaikan oleh dirjen kementrian perindustrian dan perdagangan diforum Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia(NAMPA) beberapa bulan lalu.
jenis bahan baku/raw material industri makanan olahan berupa daging sapi dan daging ayam beserta turunannya yaitu: Karkas Ayam, Boneless Dada, Boneless Paha, Ayam Giling, Kulit Ayam, Sayap Ayam dan lemak ayam.

Bagi kalangan industri Rumah Potong Ayam, proyeksi kenaikan kebutuhan bahan baku industri makanan olahan tersebut merupakan angin segar sekaligus peluang untuk meningkatkan kualitas serta kapasitas produksi untuk mensupport kebutuhan bahan baku industri makanan olahan yang begitu besar berupa Karkas Ayam, Boneless Dada, Boneless Paha, Kulit Ayam, Sayap Ayam, lemak ayam dan ayam giling.

Kebutuhan bahan baku ayam giling untuk industri makanan olahan sangat besar disaat peak season terutama saat Bulan Ramadhan, libur Natal dan Tahun Baru. Persiapan menghadapi peak season sudah diantisipasi jauh hari oleh industri makanan olahan, lazimnya empat bulan sebelum momen puncak tersebut semua industri makanan olahan mulai meningkatkan kapasitas produksi produk makanan olahan secara maksimal, jeda waktu empat bulan dinilai sangat efektif karena saat itulah industri makanan olahan bisa mendapatkan bahana baku lebih murah dan bisa memainkan fungsi stock barang saat harga murah tersebut, dengan adanya stock bahan baku berlimpah dengan harga murah pihak industri tidak perlu khawatir terhadap tren kenaikan bahan baku menjelang Bulan Ramadhan, libur Natal dan Tahun Baru.

Proyeksi di bulan Maret 2015 ini semua industri makanan olahan mulai menyerap bahan baku makanan olahan, saat itulah dukungan dan peluang industri rumah potong ayam sangat besar untuk bersaing secara sehat menyediakan bahan baku industri makanan olahan dengan harga kompetitif dibarengi kesesuaian spesifikasi produk yang telah disyaratkan oleh Industri Makanan Olahan itu sendiri.

RPA. Wahana Sejahtera Foods selaku pelaku industri rumah potong ayam akan memastikan tersedianya bahan baku produk ayam untuk usaha anda.

Jombang, 13 Februari 2015

Salam,

 

Zafri Aristiawan.